Detail Berita
PT. Amerta Tani Maju Akan Kembangkan Beras Koshikari Di Banyuwangi
Pewarta : Anjasmara Enewsindo
15 Juni 2022
14:51

ENEWESINDO, Banyuwangi - PT. Amerta Tani Maju merupakan Perusahaan bertempat di Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo bergerak di bidang pertanian akan mengembangkan beras Japonica Koshihikari di Banyuwangi.
Beras asal Jepang ini memiliki rasa yang enak namun kadar gulanya rendah. Sehingga bisa dikonsumsi secara aman dan baik bagi kesehatan tubuh.
Banyuwangi dipilih untuk pengembangan beras ini karena memiliki lahan yang subur.
“Kami bergerak di pertanian padi jenis Japonica Koshihikari. Kami ingin mengembangkan di Banyuwangi,” jelas Direktur Utama PT. Amerta Tani Maju (ATM), Thiono, Rabu, 15 Juni 2022.
Saat ini, menurutnya, pihaknya sedang melakukan penjajakan untuk melakukan pengembangan beras Koshihikari ini di Banyuwangi, Untuk itu pihaknya akan berkomunikasi dengan Pemkab Banyuwangi hingga pemerintah Desa.
“Kami ingin kolaborasi dengan Kades, Pemkab untuk menciptakan lahan prospek untuk penanaman berikutnya,”ungkapnya.
Sebelumnya beras Koshihikari ini telah ditanam di sejumlah daerah di Jawa Timur. Diantaranya, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Sidoarjo, Madiun, Kediri, Trenggalek, dan Jember.
Banyuwangi dipilih untuk pengembangan beras ini karena memiliki lahan yang subur. Selain itu, Banyuwangi juga dikenal sebagai lumbung beras nasional.
Di Banyuwangi sendiri PT. ATM akan melakukan demplot tahap awal mungkin sekitar 5-10 hektar.
[caption id="attachment_1836" align="aligncenter" width="300"]
“Nanti kita lihat perkemganan kedepan. Kalau memang bagus kita ambil sebanyak mungkin. Karena saya lihat potensi alam Banyuwangi bagus sekali. Air cukup, karena japonica memang butuh air yang cukup,” ujar Direktur Teknik PT. ATM, Djoko Ardhityawan.
Dia menjelaskan, beras Koshihikari ini biasa digunakan di restoran besar karena rasanya enak dan pulen.
Yang paling penting menurutnya beras ini sehat karena kadar gula rendah sekali. Saat ini umumnya beras memiliki rasa yang enak tapi kadar gula tinggi,Ada juga yang kadar gulanya rendah tapi tidak enak.
“Ini kedua-duanya, sudah enak tapi kadar gula rendah,” tegasnya.
Menurutnya, beras Koshihikari ini masuk Indonesia sejak 2014. Tapi tidak banyak dikembangkan karena kesulitan pada proses dari gabah menjadi berasnya.
Menurutnya, tidak semua penggilingan mampu memproses karena memang harus mengubah sistem di penggilingan.
Dalam pengembangannya nanti, lanjutnya, akan diterapkan sistem kemitraan.
Pihaknya menyediakan benih dan talangan pupuk. Nanti setelah panen dan sudah menjadi gabah kering dibeli dengan harga di atas rata-rata.
“Baru kami potongkan benih dan pupuk itu,” bebernya.
Satu hektar, menurutnya berpotensi menghasilkan 6-10 ton gabah. Kalau di Jepang hanya 4-5 ton per hektar. Ini karena lahan di indonesia sangat subur. Padinya juga tahan wereng. Sehingga hasil panen bisa maksimal.
“Pengalaman di daerah yang sudah ditanam, petani sangat antusias. Karena mereka panen bisa mendapatkan keuntungan lebih besar mereka akan senang,” ujarnya.
Komentar
Berita Terbaru

Bondowoso Buktikan Kualitas, Sabet Empat Kategori di Festival Dewi Cemara
24 Agustus 2025
23:58

Bersama Rumah Kebangsaan, UMKM BCM Meriahkan Sosialisasi P4GN di CFD Taman Blambangan
24 Agustus 2025
23:22

Pos TNI AL Puger, Lomba Burung Berkicau Peringati HUT Kemerdekaan RI ke 80
24 Agustus 2025
22:55

Pengambilan Ijazah di SMK Negeri 8 Jember Gratis, Rahma Kepala Sekolah : Itu Aturan Pemerintah
24 Agustus 2025
19:04

Peringati HUT Kemerdekaan RI ke 80, Pemdes Grenden Santuni Anak Yatim Piatu
24 Agustus 2025
11:39
Berita Terpopuler