Detail Berita

Ekonomi & Bisnis

Sampah di Afur Kulon Jombang - Jember Ancaman Sunyi Bagi Masyarakat dan Petani

Pewarta : Evelyn

10 September 2025

20:30

Sampah menumpuk di Dusun Krajan 2 Desa/Kecamatan Jombang yang meresahkan warga pada 10 September 2025 (Foto : Evelyn)

JEMBER, Enewsindo.co.id - Semilir angin membawa aroma yang tak sedap di tepi Afur Kulon, Dusun Krajan 2, Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember. Alih-alih udara segar dari aliran air, yang menyeruak justru bau menusuk dari tumpukan sampah yang berserak di bantaran. Plastik, sisa rumah tangga, hingga material bekas menutupi sebagian aliran, meninggalkan pemandangan muram di tempat yang mestinya teduh.

Bagi warga sekitar, Afur Kulon bukan sekadar saluran pembuangan. Ia adalah urat nadi yang mengalirkan kehidupan bagi sawah-sawah mereka. Air yang mengalir di sana menjadi penentu panen, penopang ekonomi, sekaligus penjaga keseimbangan lingkungan. Karena itu, kehadiran sampah bukan hanya soal estetika. Ia adalah ancaman nyata.

“Kalau tertiup angin, baunya menyengat sekali. Kami tidak setuju. Kalau selalu dibersihkan, tidak masalah,” keluh Melik, warga RT 001 RW 023. Suaranya terdengar pasrah, tapi juga penuh harap agar kondisi ini segera berubah.

Sementara Nimin, tetangganya yang tinggal di sisi selatan lokasi sampah, menilai masalah ini lebih kompleks. “Kalau hanya diberi tulisan larangan, ya tidak dihiraukan. Orang sini tidak ada yang buang, tapi justru orang luar,” ujarnya. Ia menunjuk tumpukan plastik di bantaran, bukti bahwa sampah kerap datang entah dari mana.

Keluhan warga itu akhirnya sampai ke telinga pihak berwenang. Umar Basar, Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Kencong Kabupaten Jember, mengakui kekhawatiran masyarakat. “Sangat mengganggu dan banyak komplain dari warga. Pembuatan bak sampah oleh desa itu tanpa sepengetahuan SDA atau izin resmi. Padahal, itu area Afur,” ungkapnya, Selasa (10/9/2025).

Basar menegaskan, tumpukan sampah bisa juga menimbulkan dampak serius diantaranya pendangkalan, aliran air tersendat, hingga kerugian bagi petani. “Dengan kondisi seperti ini, dapat merugikan petani,” katanya.

Namun, ia juga menekankan, solusi tak hanya bisa dititipkan pada pemerintah desa atau instansi terkait. Kesadaran warga, menurutnya, adalah fondasi utama. “Kami mengimbau masyarakat agar tidak menjadikan saluran pengairan sebagai tempat pembuangan sampah. Diperlukan kerja sama semua pihak untuk menjaga fungsi irigasi,” tegasnya.

Kini, Afur Kulon seakan menjadi alarm yang berdentang nyaring. Setiap plastik yang hanyut, setiap bau yang menusuk, adalah peringatan bahwa lingkungan tengah terancam. Bagi petani, aliran air yang tersumbat berarti sawah kehilangan denyut hidupnya. Bagi warga, bau busuk yang terus menyeruak adalah pengingat bahwa ruang hidup mereka kian terhimpit.

Mereka menunggu langkah nyata dari pemerintah. Sebab, bagi warga Jombang, membersihkan Afur Kulon bukan sekadar soal mengusir bau. Itu tentang menjaga masa depan pertanian, tentang memastikan air tetap mengalir, dan tentang hak mereka atas lingkungan yang sehat.

Tags : #DLH Jember #Pengairan dsn SDA Jember #SDA Jawa Timur

Ikuti Kami :

Komentar