Detail Berita

Pendidikan & Teknologi

Meriahnya Karnaval Budaya Desa Cakru, Jejak Sejarah dan Semangat Persatuan

Pewarta : Evelyn

06 September 2025

18:27

Peserta Karnaval Pokdarwis Desa Cakru pada 6 September 2025 (Foto : Redaksi)

JEMBER, Enewsindo.co.id - Langkah kaki peserta Karnaval dengan kostum pahlawan nasional tampak mantap menyusuri jalanan Desa Cakru, Kecamatan Kencong, Sabtu (6/9/2025). 

Meski terik matahari menyengat, semangat mereka tak surut. Senyum lebar dan lambaian tangan seakan menjadi tanda bahwa karnaval bukan sekadar perayaan, melainkan wujud cinta tanah air yang tulus.

Karnaval Seni Budaya Nusantara yang digelar Pemerintah Desa Cakru itu diikuti 33 peserta, mulai dari siswa sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, SMP Muhammadiyah 08 Cakru, hingga kelompok masyarakat umum. 

Sepanjang rute sejauh tiga kilometer, warga disuguhi beragam atraksi diantaranya parade pakaian adat, tarian tradisional, hingga teatrikal perjuangan yang membawa ingatan pada masa-masa penuh pengorbanan.

Kepala Desa Cakru, Heni Indaryani, yang sejak awal mengikuti jalannya acara, tak kuasa menyembunyikan rasa bangga. “Terima kasih atas partisipasi dan pengorbanan waktu serta tenaga seluruh warga. 

Pihaknya juga berharap, melalui karnaval budaya ini kita bisa memperkokoh persatuan dan persaudaraan sekaligus membawa Desa Cakru menjadi lebih baik dan maju,” ucapnya penuh harap.

Sorotan warga banyak tertuju pada penampilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Cakru, dengan kostum megah bertemakan pahlawan nasional, mereka memukau penonton lewat tarian dan teatrikal perjuangan. 

Ketua Pokdarwis, Amat, menjelaskan bahwa karnaval ini bukan sekadar tontonan. “Kami ingin menanamkan semangat patriotisme, cinta tanah air, serta melestarikan budaya Nusantara,” katanya.

Keterlibatan Dusun Igir-Igir menjadi catatan istimewa. Dusun ini menyimpan sejarah besar dengan keberadaan tujuh Gedung Pendhem yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat saat pendudukan Jepang. 

“Kami ingin mengenalkan kembali sejarah itu, sekaligus mengaitkannya dengan ragam budaya yang kami tampilkan,” tutur Amat.

Penonton pun dibuat terkesima ketika musik patrol Rowolumbu menggema, diikuti Tari Gumregahing yang penuh energi. Tak kalah menarik, ditampilkan pula tarian khas Jepang, Onmyouji, yang sarat filosofi spiritual.

Sutikno, ketua panitia, menyebut karnaval sebagai ruang untuk mengingat jati diri bangsa. “Melalui acara ini, kita tidak hanya merayakan kemerdekaan, tapi juga merawat sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang sudah melekat dalam masyarakat kita,” ujarnya.

Karnaval budaya di Desa Cakru bukan sekadar parade kostum dan tarian, melainkan potret kebersamaan warga desa yang menjaga warisan leluhur, sekaligus meneguhkan semangat persatuan di era modern.


Tags :

Ikuti Kami :

Komentar