Detail Berita

Pendidikan & Teknologi

FGD Kemenag Bahas Lima Pemicu Konflik Sosial, Chaironi: Harus Disikapi dengan Dewasa

Pewarta : Tamara

09 Juli 2025

19:25

Foto bersama jajaran peserta dan para pejabat kemenag Banyuwangi setelah kegiatan FGD. Rabu 9 Juli 2025 (Foto : Tamara)

BANYUWANGI, enewsindo.co.id - Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema penanganan potensi konflik sosial. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (9/7/2025) bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, dan dihadiri oleh berbagai unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, serta perwakilan dari lembaga pemerintahan dan organisasi keagamaan.

Dalam FGD tersebut, para peserta membahas lima pemicu utama konflik sosial yang saat ini menjadi perhatian serius di tengah masyarakat.

Kelima pemicu tersebut adalah: perbedaan pemahaman keagamaan, diskriminasi sosial, ketimpangan ekonomi, politisasi identitas, dan penyebaran informasi palsu atau hoaks melalui media sosial. Faktor-faktor ini dinilai sebagai potensi ancaman yang perlu diantisipasi secara kolaboratif dan sistematis.


"Foto saat kegiatan FGD di aula kantor Kemenag Banyuwangi."

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI, Chaironi, yang hadir sebagai narasumber utama, menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat harus memiliki kedewasaan dalam menyikapi perbedaan yang ada.

"Perbedaan adalah bagian dari realitas bangsa Indonesia yang majemuk. Namun jika tidak disikapi dengan kedewasaan dan kearifan, hal ini justru bisa memicu konflik. Maka dari itu, peran semua pihak sangat penting untuk membangun pemahaman bersama dan mencegah gesekan sosial," tegas Chaironi dalam sambutannya.

Ia juga menyampaikan pentingnya memperkuat dialog antarumat beragama, memperluas edukasi toleransi di lingkungan pendidikan, serta mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama di media sosial.

FGD ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, di antaranya peningkatan literasi digital, pembinaan tokoh-tokoh agama sebagai agen perdamaian, serta penguatan koordinasi antarinstansi dalam upaya deteksi dini potensi konflik. 

Seluruh rangkaian kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen Kemenag untuk terus merawat kebhinekaan dan menjaga keharmonisan sosial di wilayah Banyuwangi khususnya, dan Indonesia secara umum.

Dengan adanya forum ini, diharapkan kesadaran kolektif masyarakat dalam merespons perbedaan dapat tumbuh secara positif, sehingga kerukunan dan persatuan bangsa tetap terjaga di tengah dinamika kehidupan modern yang sering berubah-ubah.

Tags : #banyuwangi #fgd #pembahasan #diskusi #kemenag #lima isu sosial #membangun #kerukunan

Ikuti Kami :

Komentar