Detail Berita

Hukum & Politik

Peringati Hari AIDS Sedunia 2024, KKBS Akan Gelar Aksi Simpatik di Depan Patung Kuda

Pewarta : Moch. Hairon, SH

25 November 2024

13:21

Gambar

BANYUWANGI, enewsindo.co.id - Menyambut Hari AIDS Sedunia (HAS) 2024, Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) mengadakan diskusi dalam rangka meningkatkan kapasitas internal tim KKBS, yang berlangsung pada Kamis (21/11/2024) lalu di Sekretariat KKBS.

Moch Hairon, SH, Koordinator SSR KKBS, menyampaikan bahwa Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV di Kabupaten Banyuwangi telah berjalan cukup lama. Namun, fokus utama program ini masih tertuju pada lima populasi kunci: lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria (transgender), pekerja seks perempuan (PSP), pengguna narkoba suntik (penasun), dan orang dengan HIV/AIDS.

"Beberapa tahun terakhir, penularan HIV semakin meluas ke populasi umum, terutama pada perempuan yang menjadi pasangan dari populasi kunci. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah kasus di Banyuwangi, termasuk pada ibu rumah tangga dan balita," ungkap Hairon.

Pria yang juga seorang pengacara ini menambahkan, bahwa pada tahun 2023-2024, pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan masyarakat telah menunjukkan berbagai capaian dalam pencegahan dan pengendalian HIV. Berbagai inovasi telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan dan akses layanan, seperti Pre Exposure Prophylaxis (PrEP), Skrining HIV Mandiri (SHM), intervensi virtual, differentiated care service, test and treat, serta program mentoring untuk pelaksana program di sektor masyarakat dan fasilitas kesehatan.

"Meskipun ada kemajuan, lingkungan yang tidak mendukung upaya pencegahan masih menjadi tantangan besar. Sumber daya dan kapasitas yang ada dirasa belum mencukupi untuk mengimplementasikan program HIV secara komprehensif," jelas Hairon.

Di sisi lain, Aris Pianto, SH, Koordinator Lapangan di Banyuwangi, mengungkapkan bahwa meskipun sudah ada kerangka kebijakan multisektoral di tingkat kabupaten, implementasinya masih belum merata di berbagai kecamatan dan desa/kelurahan. Koordinasi lintas sektor yang kurang optimal juga menjadi kendala dalam mengklarifikasi peran dan dukungan dari berbagai pihak.

"Beberapa regulasi daerah justru memperumit penyediaan layanan bagi populasi kunci. Meskipun ada peningkatan anggaran pemerintah untuk HIV/AIDS, alokasi dana ini belum sepenuhnya terealisasi, sehingga program pencegahan dan pengendalian HIV masih terbentur berbagai masalah, seperti koordinasi lintas sektor yang kurang, dan kapasitas penggiat HIV yang belum optimal," paparnya.

Aris juga mencatat bahwa pada tahun 2024, dukungan terhadap sistem informasi strategis dalam pencegahan dan pengendalian HIV (SIHA) dan Sistem Informasi Spiritia (SIMS) semakin kuat, meskipun masih terdapat beberapa kelemahan dalam implementasinya.

"Sistem informasi yang diperbaharui memungkinkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data individu dan kelompok secara rinci, yang akan membantu memantau kinerja program di daerah. Dengan adanya sistem informasi ini, kebijakan dan program dapat disesuaikan dengan cepat," tambah Aris.

Diskusi yang berlangsung dinamis ini menghasilkan beberapa rencana tindak lanjut, di antaranya aksi simpatik dalam rangka Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember 2024, di lampu merah Patung Kuda Karangente Banyuwangi. Aksi ini akan melibatkan jejaring penggiat HIV, dan diharapkan para penggiat dari civil society terus memberikan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan bersama.

Tags :

Ikuti Kami :

Komentar