by

Turunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi, Dinkes Jombang Lakukan Optimalisasi AMP-SR

ENEWSINDO, Jombang – Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menggelar kegiatan Optimalisasi Pencatatan dan Pelaporan dalam Mendukung Pelaksanaan AMP-SR (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respon). Turut hadir Bidan, IT dari 34 Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Jombang dari bertempat di Ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang. Rabu (19/5/22)

Kepala Dinas Kesehatan Budi Nugroho melalui Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Wahyu Sriharini menyampaikan, kegiatan ini sebagai salah satu upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang terkait percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Hal ini terkait dengan pencatanan dan pelaporan yang menjadi data dukung dalam membuat AMT-SR.

” Kita mengkaji jika ada kematian ibu serta bayi mulai dari apa penyebabnya, terjadi dimana serta tanggal kejadian. Sehingga kita bisa melakukan analisa, sampai saat ini mayoritas disebabkan oleh pendarahan dan eklampsia. Mulai awal tahun 2022 sampai sekarang terdapat 7 orang ibu hamil yang meninggal di Kabupaten Jombang,” ujarnya

Kabid Kesmas berpesan untuk ibu hamil supaya melakukan ANC (Antenatal Care) pemeriksaan kehamilan yang dulunya sebanyak empat kali, sekarang minimal enam kali pada trimester pertama sebanyak satu kali, trimester kedua sebanyak dua kali serta trimester akhir sebanyak tiga kali. Sebab dalam pemeriksaan ANC akan diketahui kondisi ibu, kondisi janin serta dilakukan USG yang dapat dilakukan di Puskesmas.

” Pemeriksaan ANC berupa USG bisa dilakukan pada trimester pertama ketika sudah hamil lebih dari dua minggu serta di trimester akhir untuk mengetahui kondisi janin terkait bagaimana proses persalinannya. Semua dokter di Puskesmas sudah dilatih untuk melakukan USG dua dimensi, ” tuturnya

Langkah-langkah untuk menekan angka kematian pada ibu hamil salah satunya dengan melakukan Screening, kemudian pelayanan pada saat persalinan harus dilaksanakan di Faskes (Fasilitas Kesehatan) serta proses rujukan harus terencana mulai dari awal, jika terjadi kegawadaruratan untuk proses rujukan juga sudah tertata supaya lebih efektif dalam menekan angka kemantian.

” Kedepan kita berharap ada satu data untuk KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)di Kabupaten Jombang mulai dari awal semua ibu hamil bisa terlaporkan, mempermudah aplikasi ini supaya bisa di akses oleh bidan mandiri. Kalau Puskesmas sudah berjalan lancar. Aplikasi ini akan diperluas supaya bagi yang memberikan layanan pemeriksaan kehamilan serta persalinan bisa mengakses. Selama ini aplikasi aplikasi dari pusat, sehingga data langsung masuk ke pusat. Ketika kita butuh data kita sendiri yang susah,” ungkapnya

Sementara Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menggunakan aplikasi Sistim Informasi Menejemen Puskesmas (SIMPUS) yang bisa mengakses hanya dari Puskesmas. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang berharap aplikasi bisa di perluas untuk Bidan yang memang memberi layanan pemeriksaan kehamilan dan persalinan, sehingga datanya akan bisa menjadi satu.

” Jika memang sudah fix dapat dimanfaatkan oleh teman-teman dari Bidan Mandiri, maka kita akan mengundang lagi untuk dilakukan sosialisasi terkait penggunaan aplikasi ini. Selain monev di setiap akhir tahun, kita juga melakukan setiap 3 bulan sekali untuk menindak lanjuti laporan dari teman-teman. Supaya kedepannya tidak akan terulang lagi,” paparnya

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga berpesan kepada para tenaga medis yang hadir bisa memberikan sosialisasi ke masyarakat terkait pentingnya ANC Terpadu. ANC Terpadu yang awalnya hanya 4 kali menjadi 6 kali. Supaya lebih intens untuk mengkaji permasalahan atau keluhan-keluhan yang muncul pada pasien, sehingga bisa segera menindak lanjuti kasus-kasus penanganan atau di lakukan rujukan. Selain itu diharapkan teman-teman juga harus melakukan pencatatan dan pelaporan yang sedetail mungkin, jadi harus lengkap pencatatan pelaporan ketika melakukan analisa supaya mendapatkan data yang benar akurat. pungkasnya (Nov)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *