SURABAYA, Enewsindo.co.id - Suasana internal Nahdlatul Ulama (NU) kembali menghangat. KH Solahuddin Azmi, tokoh NU Surabaya, mendesak para kiai sepuh NU segera mengambil sikap terkait dugaan kasus korupsi kuota dan penyelenggaraan ibadah haji 2023–2024 yang menghambat nama PBNU.

Cucu pendiri dan pencipta lambang NU, KH Ridlwan Abdullah tersebut, menilai kepemimpinan KH Miftahul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf di PBNU sejak awal sudah menunjukkan banyak kejanggalan. Menurutnya, dugaan keterlibatan oknum PBNU dalam skandal haji tidak lepas dari arah organisasi yang dianggap melenceng dari khittah perjuangan NU.

“Kami warga NU berharap para kiai dan ulama segera mencatat soal kondisi PBNU hari ini. Sebab marwah NU yang menjadi taruhannya,” ujarnya di Surabaya, Minggu (15/9/2025)

Kiai yang akrab disapa Gus Udin itu tekanan, NU lahir dari para ulama dan kiai pesantren. Oleh karena itu, suara kiai sepuh harus dijadikan pertimbangan utama dalam menentukan arah organisasi.

“NU memiliki banyak ulama sepuh yang sangat berwibawa, sekaligus Musytasyar atau penasihat utama,” katanya.

Nama-nama besar seperti KH Nurul Huda Jazuli (Ploso Kediri), KH Anwar Mansur (Lirboyo Kediri), KH Ma'ruf Amin, KH Mustofa Bisri, Tuan Guru Turmudzi, KH Ali Akbar Marbun (Sumut), KH Muhtadi (Banten), hingga KH Fuad Nurhasan (Sidogiri Pasuruan) disebutnya sebagai sosok yang layak memimpin musyawarah dan memberi Arah.

Gus Udin berharap para ulama tersebut dapat segera mengadakan pertemuan untuk menghasilkan rekomendasi, termasuk menyiapkan transisi kepemimpinan PBNU. Langkah itu, katanya, menjadi jalan untuk menyelamatkan NU dari dua ujian besar yang sedang mempercayai dugaan korupsi haji dan infiltrasi zionis. (Sumber Rilis)