ENEWSINDO.co.id, Bondowoso-Perlunya sinergitas antara pihak imigrasi Jember, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bakesbangpol, Dinas Penanaman Modal, Perijinan Pelayanan Satu Pintu dan Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Kejaksaan, Kodim, sangat diperlukan dalam mendata orang asing agar lebih cepat dan akurat di Bondowoso. Oleh sebab itu Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Jember melakukan Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kabupaten Bondowoso di Hotel Ijen View, Rabu pagi (7/9).
Dari catatan imigrasi Jember ada sepuluh orang asing yang tinggal di Bondowoso. Namun dari catatan pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bondowoso ada delapan orang asing di Bondowoso. Sedangkan dari catatan Bakesbangpol ada sembilan orang asing di Bondowoso. Mereka ini berasal dari Korsel, Taiwan, China, Bangladesh, Mesir, Belanda, AS.
“Mereka tinggal di Bondowoso karena ikatan pernikahan dengan orang Bondowoso, atau bekerja di perusahaan,” ujar Rizki Nur Adiyat dari Kasubsi Penindakan Imigrasi Jember.
Beberapa orang asing itu antara lain Jung Park dari Korsel saat ini tinggal di jalan KH Wahid Hasyim yakni di toko emas Dewa Dewi, ada warga asing dari Taiwan menetap di Kelurahan Blindungan Kecamatan Kota, ada juga nama warga asing Moh Sahid dari Malaysia tinggal di desa Suling Wetan Kecamatan Cermee, Ahmad warga Mesir tinggal di kelurahan Sekar Putih, ada warga Belanda tinggal di Jalan PB Sudirman, ada warga AS tinggal di desa/kecamatan Curah Dami, ada warga China tinggal di jalan Teuku Umar.”Semua itu harus didata dan dilakukan pendekatan secara bijaksana.
“katanya.Namun begitu ada warganegara asing Bangladesh yang pernah nikah dengan orang Maesan Bondowoso. ” Namun karena ijin dari kedutaan palsu maka kami melakukan deportasi tahun 2019 terhadap warga asing itu,” katanya.
Kasi Intelijen Kejaksaan Bondowoso Sucipto usul di bentuk grup WA Timpora agar bisa memberi info soal orang asing. Dari Depag Bondowoso Mudasir mengatakan di Bondowoso warganya menganut Islam moderat atau moderasi agama. “Jika ada orang luar atau asing yang menyebarkan paham radikalisme perlu diwaspadai “katanya.
Rizki dari Imigrasi Jember menambahkan wanita Indonesia terlalu mudah menerima pinangan dari warga Bangladesh karena pria nya. Tanpa pikir panjang.Padahal yang bekerja itu yang perempuan,’katanya. Namun yang perlu diwaspadai itu pria Negeria yang mengawini warga Indonesia. Karena perkawinan dibuat alat untuk bisnis narkotika. Dari dispendukcapil Bondowoso berdasarkan data rekam KTP ada 8 Orang asing di Bondowoso. (eko)
Comment